Baskom online|01 Maret|Refina Maharani Salim
Pada tanggal 17-24 Februari 2025 mahasiswa dan sekelompok masyarakat kecil menggelar aksi indonesia gelap di berbagai daerah. Aksi ini sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subiantio dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Para demonstrasi menganggap sejumlah kebijakan perlu dikoreksi.
Pada Senin, 24 Februari 2025. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bengkulu (BEM) dan elemen mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa bertajuk 'Aliansi Bumi Raflesia Melawan', di gedung DPRD Provinsi Bengkulu.
"Kurang lebih ada ratusan aliansi mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam demo hari ini," kata Rizki sebagai koordinator aksi
Aksi turun ke jalan ini dilakukan dalam rangka meminta pertanggungjawaban pemerintah mengenai situasi negara yang memburuk. Kondisi itu disebut disebabkan oleh berbagai permasalahan yang terjadi akibat tindakan sewenang-wenang pemerintah.
"Aksi ini, yang pastinya untuk menuntut, terkait isu-isu yang beredar, serta banyaknya peraturan yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak memenuhi prinsip demokrasi serta keadilan." Ungkap Rizki
Terdapat 10 Tuntutan demonstrasi yang disuarakan
1. Menolak UU Minerba
2. Mengesahkan RUU Perampasan Aset
3. Evaluasi kinerja POLRI
4. Menolak Rancangan UU TNI/POLRI
5. Revisi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025
6. Evaluasi MBG
7. Menolak pencabutat status Honorer
8. Mendesak pemerintah mewujudkan reforma agraria sejati
9. Meninjau PSN yang bermasalah
10. Menolak segala bentuk aktivitas yang menyebabkan deforestasi
Mereka datang dengan berjalan kaki dari Gadung Taman Budaya Bengkulu menuju kantor DPRD Provinsi Bengkulu sekitar pukul 13.30 WIB.
Mereka datang dengan membawa berbagai peralatan demo diantaranya spanduk yang bertuliskan aspirasi mereka, serta bendera-bendera organisasi mereka masing-masing.
"Hari ini dengan rasa cinta kita hari ini kita memanggil pemerintah untuk mengutamakan masalah pendidikan dan kesehatan. Hidup rakyat Indonesia," ungkap salah satu mahasiswa yang menyampaikan orasi.
Aksi demo tersebut diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam beberapa BEM dan organisasi kepemudaan yang ada di Bengkulu
Sementara itu terkait aksi hari ini beberapa persiapan sudah dilakukan oleh pihak kepolisian bahkan sejak pukul 11.00 WIB.
Mobil pengurai massa hingga mobil water cannon sudah disiapkan polisi di jalan raya depan kantor DPRD Provinsi Bengkulu.
Tampak juga jalan dari arah Jalan Kapuas dan juga di depan Masjid Raya Baitul Izzah juga sudah ditutup menggunakan baerrier oleh polisi.
Selain barrier, bahkan kawat berduri juga sudah dipasang di lokasi untuk mencegah para mahasiswa masuk ke dalam gedung DPRD. Namun barier dan juga kawat berduri tersebut sempat digeser oleh mahasiswa.
0 comments:
Post a Comment