Halo Commers,
Kali ini kembali lagi nih sama artikel puisi. Seperti yang kita tau bahwa puisi tak sekadar rangkaian kata-kata indah, tetapi juga dapat menjadi ungkapan perasaan dari penulisnya. Selain itu terdapat aturan dalam membuatnya. Sementara menurut pakar sastra H.B. Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu. Pakar sastra lainnya yaitu James Reeves memiliki pendapat bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.
Jenis-jenis Puisi
Ada dua jenis puisi, yaitu puisi lama dan puisi modern. Apa bedanya? Puisi lama adalah karya sastra yang masih terikat pada aturan penulisan, seperti
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata di setiap baris
5. Irama
Sedangkan puisi modern adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat dengan aturan tertentu dan bentuknya lebih bebas. Berikut ini adalah contoh dari puisi lama dan puisi modern.
Jenis Puisi Lama
1. Pantun, Jenis puisi lama yang bersajak a b a b. Pantun memiliki empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
2. Talibun, Puisi lama yang terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris. Jumlah baris pada talibun selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
3. Syair, Syair mempunyai empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal
4. Gurindam, Jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris dan berirama sama. Isi baris pertama adalah sebab, sedangkan baris kedua berisi akibat.
Disini baskom udah merangkum beberapa jenis puisi dari berbagai sumber nih, silahkan di baca!!
Jenis Puisi Modern
1. Puisi Naratif, Puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita. Puisi naratif dibedakan menjadi tiga, yaitu epic, romansa dan balada.
2. Puisi lirik, Puisi yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair.
3. Puisi Deskriptif, Puisi yang mengemukakan pendapat serta kesan penyair.
Ciri-ciri Penulisan
Jenis-jenis puisi dapat dibedakan berdasarkan struktur penulisan pada karya tersebut. Berikut ini adalah perbedaan dari ciri-ciri penulisan puisi lama dan puisi baru.
Puisi Lama
1. Tidak diketahui nama pengarangnya
2. Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga termasuk sastra lisan
3. Terikat dengan aturan, seperti jumlah kata, jumlah suku kata jumlah bait, irama, dan rima.
Puisi Modern
1. Tidak terikat aturan, seperti rima, irama, dan baris
2. Nama pengarang puisi tercantum
3. Umumnya menceritakan tentang peristiwa kehidupan.
Nah Commers, dibawah ini adalah salah satu contoh puisi yang berjudul 'HIRAP' menceritakan tentang kehilangan rasa semangat dan hampir putus asa.
Puisi ini dibuat oleh salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu
HIRAP
Semilir angin menerbangkan pikiran
Mata sayu dengan semua enigma yang tersebar jauh
Dewana akan semua kemenangan yang ada
Riuh berisik dan gemuruh meluruhlantakkan asa yang tercipta
Atma-Nya menjadi liar dan kehilangan arah
Ditekankan oleh semua kenyataan yang fana
Dalam luka wiyata datang membawa asa
Tersapu derasnya gelombang dengan semua hirap yang datang
Kecewa yang datang dan terus menghimpit
Kemana lagi harus melangkah, bahkan sang upeksha sudah tidak terlihat
Abhiraya pun masih terlihat remang-remang
Menyaksikan kekacauan yang dibuat seraya diiringi bulir air mata
Mereka goreskan satu bintang diluka demi memuaskan satu suara
Seribu goresan tercipta mengering menjadi luka yang nyata
Untuk menangisi diri sendiri bahkan tidak tahu bagaimana
Sadrah sudah apabila semua sadam karam
Namun, dilautan yang dingin filsafat bersuara
Mengajarkan budi dan makna, menggenggam masa depan yang beradap
Berhenti untuk mengabdikan diri pada luka
Yang dapat dibuat untuk berhenti
Nb:
1. Hirap: Hilang
2. Enigma: Teka-teki
3. Dewana: Tergila-gila
4. Asa: Harapan
5. Atma: Jiwa
6. Fana: Sementara
7. Wiyata: Pengajaran
8. Upeksha: Ketenangan
9. Abhiraya: mempunyai harapan
10. Sadrah: pasrah
11. Sadam karam: hancur lebur
0 comments:
Post a Comment