Generasi Z Penuh Asupan Mental Digital
Oleh : Fasya Nabila Meywa
Generasi z atau generasi digital native menjadi jembatan harapan bangsa Indonesia
sebagai peranan penting dalam melanjutkan laju perkembangan kehidupan saat ini hingga
nanti. Dalam bidang teknologi di era modern ini menjadikan tantangan besar para
generasi z agar bisa menjadikan sebuah sarana yang banyak memberikan hal positif untuk
diri sendiri hingga bangsa. Teknologi yang sangat mudah di akses menjadikan tantangan
hebat untuk generasi z secara mentalitas. Dengan kemudahan yang didapat generasi z bisa
bebas dengan mudah mengakses bermacam hal dan menciptakan hal baru yang luar biasa.
Kecanggihan teknologi secara tidak langsung membuat banyak generasi z terjebak dalam
arus dunia maya yang tidak ada habisnya.
Kecanggihan teknologi yang seharusnya membantu memberikan kemudahan sering
kali dimanfaatkan sebagai alat untuk bermalas-malasan. Kehadiran teknologi membawa
dampak positif dan negatif yang menjadi penentu masa depan sebuah bangsa. Kesehatan
mental juga mendukung terciptanya hal positif dari kecanggihan teknologi. Media sosial
memberikan efek perubahan karakteristik yang sangat jauh berbeda. Media sosial
dijadikan tempat untuk memperoleh seluruh data dan informasi, media sosial juga
dijadikan sebagai alat berkomunikasi jarak jauh. Banyak dari generasi z menjadikan
media sosial sebagai sarana mengekspresikan diri, berbagi wawasan dan gagasan serta
menjadikan media sosial sebagai sarana menyampaikan kritik secara publik.
Media sosial sangat sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari generasi z, yang
dimana media sosial sudah menjadi asupan penting bagi generasi z setiap harinya.
Namun, dengan adanya kebiasaan ini menjadikan generasi z memiliki tingkat kecemasan
yang meningkat. Karena merasa dibandingkan dengan orang lain yang menimbulkan rasa
tidak puas akan diri sendiri dan berakhir menutup diri, tidak ingin bertemu orang secara
langsung, bahkan sampai melukai diri sendiri. Generasi z seringkali lupa akan waktu
untuk lepas dari media sosial, yang mengakibatkan ada nya rasa tidak dipedulikan dan
diperhatikan. Maka dari itu pemahaman tentang bermedia sosial haruslah menjadi sorotan
penting bagi generasi z agar tidak menimbulkan dampak yang sulit untuk diatasi.
Kesehatan mental adalah sebuah perkembangan fisik dan kejiwaan yang harusnya
mendapatkan perilaku dan perhatian besar bagi diri sendiri, keluarga, orang tua dan
lingkungan. Mengenalkan media sosial sejak usia dini dikhawatirkan akan menjadikan
kerusakan mental kejiwaan, kepribadian, kerentanan dan cara bersosialisasi yang buruk
alhasil menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang buruk. Menurut WHO
Kesehatan mental didefinisikan sebagai kondisi kesejahteraan seseorang dalam
mempercayai kemampuan yang ada dalam diri sendiri, mampu mengatasi tekanan
kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental tentulah menjadi sebuah sumber pendukung
terbesar bagi kesehatan secara fisik. Namun, gangguan mental ini dapat terjadi karena
berbagai faktor permasalahan dan penyebab, yang menjadikan ketidak jelasan pada
pikiran, perilaku, emosional, hingga hubungan antar sesama individu.
Tidak sedikit dari generasi z yang memanfaatkan teknologi hanya sebagai bahan
pelarian dari kehidupan dunia nyata. Kemudian menghasilkan alasan untuk bermalas-
malasan. Hal ini sudah termasuk pada menurunya kelogisan secara mental individu.
Banyak generasi z yang mengaku dan melaporkan bahwa kesehatan mental nya terganggu
tanpa hal atau penyebab yang pasti dan tanpa diagnosis langsung dari para pakar
profesional mengenai kesehatan mental. Hal ini terjadi akibat semua informasi diresapi
oleh otak sehingga sulit untuk membedakan mana yang fakta dan tidak. Kurangnya
edukasi dan kepekaan generasi z dalam merespon kecanggihan teknologi terutama pada
media sosial menjadikan generasi z menjadi kalangan generasi muda yang lemah dalam
mengambil keputusan, sulit berkomitmen, mudah tersinggung dengan adanya sebuah
penyangkalan atau perbedaan pendapat ketika sedang berhadapan dengan lingkungan
sosial langsung.
The Conversation merupakan media platform yang telah melakukan kolaborasi
dengan berbagai lembaga untuk melakukan penelitian kesehatan mental generasi z di
Indonesia. Pada oktober 2022, terprediksi remaja gen z sekitar 2,45 juta jiwa dengan
rentang usia 10 sampai 119 tahun yang mengalami gangguan mental. Jumlah yang cukup
banyak dan generasi z ini mengalami masalah kecemasan berlebih hingga mengalami
gejala depresi. Gejala awal dari kesehatan mental yang mulai terganggu akibat lamanya
bersosial media seperti rasa malas berlebih, penglihatan mulai memudar serta pandangan
yang hanya fokus jika menghadap layar media, badan yang terasa kaku dan pegal-pegal,
susah tidur hingga mengalami Fear of missing out atau yang biasa di sebut FOMO yang
merupakan rasa takut yang berlebih, merasa tertinggal dan merasa cemas karena sesuatu
yang digemari atau disenangi.
Rusaknya kesehatan mental dan mudahnya akses tak terbatas menjadi asupan
melemahnya kesehatan mental generasi z. Kondisi mental yang tidak sehat membuat
tingkat fokus terhadap pemahaman di bidang akademik menurun. Daya konsentrasi otak
menurun. Kurangnya relasi yang bisa saja mengakibatkan munculnya gejala depresi.
Generasi z di cap sebagai generasi yang anti sosial dan kritik, serta berkurangnya
produktivitas pada kinerja tubuh. Memudarnya budaya warisan yang menjadi ikon dari
bangsa Indonesia. Generasi penerus bangsa menjadi mudah lelah dan sulit berpikir
dikarenakan terlalu lama menatap layar ponsel, sehingga kurangnya waktu istirahat yang
cukup. Maraknya berita palsu juga menjadi tantangan besar bagi generasi z. Penipuan dan
ancaman dari oknum nakal tersebar dengan luas. Sehingga, menimbulkan rasa trauma
yang mendalam. Kecanduan membeli hal yang tidak penting, kecanduan pornografi,
kecanduan judi online hingga game-online yang sangat mudah saja diakses karena iklan
bertebaran dimana-mana sehingga bisa unduh dengan sekali klik.
Sehat secara digital atau memiliki akal kesadaran dalam bermedia sosial merupakan
solusi utama dalam memberantas masalah dan tantangan generasi z dalam menghadapi
ancaman bahaya dari kecanggihan teknologi digital. Sehat secara digital merupakan
pengaruh dari kesehatan kita dalam bermedia sosial. Hal ini sangat penting untuk kita
pahami karena ini merupakan gerbang awal untuk menuju mental generasi z yang sehat.
Penggunaan teknologi digital memiliki dampak paling besar pada kondisi dan
berprosesnya kinerja otak kita agar terproses lebih sehat. Tidak mudah percaya akan
setiap konten yang ramai lewat di situs-situs tertentu. Tidak mudah membuat dan
menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Membatasi anak-anak yang minim
wawasan bermedia sosial karena mereka sangat mudah terpengaruh oleh konten tidak
mendidik dan juga mudah tergiur oleh gambar-gambar yang menarik yang bisa memiliki
resiko besar dan meresahkan. Perlu adanya edukasi dan pemantauan untuk menganalisa
hal yang dilihat dan diasup oleh otak terkait konten konten yang layak untuk dikonsumsi,
terpercaya dan senantiasa melihat sumber berita. Maka secara tidak langsung kita akan
sehat secara digital dalam bermedia sosial.
Mengurangi waktu untuk bermedia sosial dan membuka diri untuk senantiasa
bersosialisasi di kehidupan nyata adalah langkah awal untuk mengurangi generasi z yang
didominasi oleh asupan digital yang membuat mental melemah. Menjadikan media sosial
sebagai sarana rekreasi sesaat, jangan menempatkan diri pada media sosial karena media
sosial itu tidak sama dengan keadaan dunia nyata. Solusi ini diharapkan menjadi batu
loncatan bagi generasi z untuk memikirkan dampak yang besar sebagai agen perubahan
yang memegang kunci masa depan sebuah bangsa.
0 comments:
Post a Comment